JAKARTA - SATRIA MUDA.id -Tentu kita semua paham bahwa setiap individu selalu punya cerita dari mana dia berasal. Tempat pertama untuk sebuah misi di masa depan. Dan bagi seorang Widyanta Putra Teja tempat itu adalah GOR Pacific Caesar di kawasan Kenjeran Surabaya.
Ditempat bagian Timur Surabaya tersebut pria yang akrab disapa Widy ini mulai merangkum semua mimpinya. Mimpi untuk menjadi seorang pemain bola basket. Mimpi untuk bisa bermain dengan kostum Timnas Indonesia. Mimpi yang hingga kini terus dia kejar dan syukuri.
Beberapa waktu lalu kami kembali GOR Pacific Caesar Surabaya bersama Widy untuk menghadapi Pacific dalam lanjutan IBL. Lebih lanjut kami rangkum wawancara dengan pemain bernomor punggung 71 ini tentang kenangannya di GOR Pacific, menjadi kapten tim Satria Muda Pertamina dan Iwan Fals.
Kapan sih seorang Widy mulai berlatih di GOR Pacific Kenjeran ?
Sejak kelas 6 SD. Sebenarnya awalnya itu aku latihannya di GOR Kertajaya CLS nah terus tiba-tiba CLS itu jadi sekolah basket terus bayaran waktu itu lumayan mahal terus pelatih-pelatih aku pindah ke Pacific. Nah karena sudah cocok sama mereka jadi aku ikut pindah juga ke Pacific. Karena mereka pelatih fundamental yang bagus menurutku salah satunya Handono Setiobudi atau Koh Han. Tapi kalo main basketnya sendiri aku udah dari TK hehe.
Jadi alasan utama seorang Widy masuk Pacific karena ikut pelatih ya ?
Ya itu ikut pelatih, karena katanya memang mereka-mereka adalah pelatih paling jago soal dasar-dasar bola basket. Tapi aku juga merasa sangat klop dan metode melatih mereka sesuai sekali dengan aku.
Sampai kapan latihan di GOR Pacific ?
Sepertinya sekitar tujuh tahunan, karena tahun 2015 itu aku diambil Aspac Jakarta.
Kalo rumah lebih dekat kemana GOR Pacific atau CLS Kertajaya ?
Sebenarnya kalo jarak lebih jauh ke Pacific. Jadi rumah itu melewati Kertajaya dulu baru ke Pacific. Jadi GOR CLS itu ada ditengah-tengah antara rumahku dan Pacific.
Jadi poin guard itu sejak latihan di Pacific ?
Egak, aku dulu itu main disana jadi pemain all around pokoknya attack terus haha. Sampe SMA bahkan aku itu bukan point guard aku main di wing. Nah point guardnya itu temen ku namanya Felix Chandra dulu CLS juga tapi ga lanjut ke pro. Sama dia aku main pick and roll, fast break dan lainya. Jadi dari SD sampe SMA aku ga pernah sekalipun jadi pengatur serangan baru setelah masuk Aspac aku diplot jadi point guard.
Terus gimana perasaanmu secara tiba-tiba kamu jadi point guard di jenjang profesional haha ?
Agak bingung sebenarnya kaya perannya seperti apa dan gimana karena kan itu dipaksa haha. Walau suka tapi kan butuh waktu untuk adaptasi lagi. Kita disuruh bawa bola terus tapi juga harus melayani pemain lain nah itu agak susah.
Ada pemain SM yang pernah kamu hadapi di GOR Pacific ga dimasa itu ?
Dulu itu ada Laurentius Oei kita satu tim di Pacific, cuman kita beda kelompok umur (KU) saat itu. Laurent itu lebih tua tiga tahun dari aku jadi dia senior ku sebenarnya disana. Jadi saat itu dia di KU-18 nah aku di KU-15 tapi aku selalu ikut di dua nomor itu. Katanya sih waktu karena kemampuan ku sudah mumpuni untuk bermain di KU-18 tapi ya tetap saja menit bermain ku ya ga banyak. Kadang main kadang egak.
Pernah melawan Avan juga ?
Oia pernah, Avan itu lawan kami di Pacific. Jadi dia itu dari tim Tri Dharma Sidoarjo jadi kalo kejuaran daerah itu pasti ketemu Avan. Terus juga dulu pernah melawan Krisna tapi aku lupa nama timnya.
Sempet berpikir bermain di Pacific ga Wid ?
Jujur egak sih cuman dulu aku pernah ikutan latihan tim profesionalnya. Itu tawaran dari salah satu pelatih mereka waktu itu. Kalo ga salah aku dulu masih SMP atau SMA gitu coba latihan disana tapi katanya kurang besar dan tinggi jadi diambil sama Aspac hehe. Cuman ya tetap saja itu pengalaman berharga buat saya bisa latihan sama tim Pacific yang saat itu masih diisi oleh pemain-pemain legendaris mereka seperti Gege Nagata, Eko Sasmito, Reiner Hutasoit, Indra Muhammad juga masih junior kala itu. Seru sih.
Prestasi apa saja Wid yang ditorehkan oleh Widy di GOR Pacific ?
Pernah waktu itu aku juara piala KONI dan juara Kejurda juga KU-18 beberapa kali.
Kenangan terbaik apa sih Wid di GOR Pacific ?
Waktu-waktu saat latihan sih, kaya setiap Sabtu dan Minggu itu jadi hari-hari yang aku tunggu gitu. Jadi kan dulu kan namanya masih bocah ya kaya main basket itu malah seneng jadi walaupun seminggu itu sudah capek sekolah tapi weekend itu selalu menjadi hari yang ditunggu karena bisa latihan, latihan dan latihan. Dan kebetulan selalu dianter sama mama dan papaku jadi ya kaya hiburan kita itu pergi ke lapangan dan main basket hehe.
GOR Pacific itu yang sekarang masih sama dengan waktu kamu disana Wid ?
Semuanya hampir sama, lambang Julius Caesar dan bentuk-bentuk bangku penontonnya. Yang beda hanya cat nya saja. Kangen sih masa-masa dihukum haha karena dulu kan kalo di KU itu pelatihnya displin banget kan kalo salah bisa dipukul paka sapu, lucu sih.
Nah apa pendapat kamu soal atmosfer bola basket disana, karena seperti yang kita tahu dalam dua musim terakhir sambut penonton disana selalu meriah kalo Pacific melawan Satria Muda ?
Bukan cuman di Pacific doang ya karena di Surabaya itu antusiame pada bola basket itu sangat tinggi dan paling bagus sih menurutku. Surabaya itu selalu menjadi tempat dimana basket itu selalu megah dan meriah.
Nah sekarang kita masuk ke Satria Muda. Udah beberapa game Widy step-up banget nih secara permainan ada motivasi khusus kah untuk musim ini, karena seperti yang kita tahu musim lalu kamu agak kehilangan sentuhan di lapangan ?
Hmm apa ya, sebenarnya aku hanya ingin menjadi seorang Widy. Just wanna be Widy. Aku sadar aku diambil sama SM pasti karena aku punya sesuatu yang spesial dan aku merasa beberapa tahun sebelumnya aku belum memberikan apa-apa untuk SM jadi musim ini seperti revenge season lah untuk tahun-tahun sebelumnya.
Tapi kan tahun pertama di SM kamu sempat masuk nominasi MVP, inget ga hehe ?
Ya inget sih, tahun pertama oke cuman aku merasa itu belum cukup untuk standar yang diinginkan oleh SM. Cuman aku mencoba untuk menjadi yang lebih baik lagi dan semoga bisa menjadi Widy yang sesungguhnya.
Widy kan pernah menjadi kapten SM dan sekarang menjadi wakil kapten, nah apa sih tantangan tersebesar dalam memimpin segerombolan anak-anak berbakat di tim ini ?
Pertama tentu merasa sangat terhormat ya bisa menjadi kapten dan wakil kapten di tim sekelas SM. Tantanganya adalah bagaimana meredam ego para pemain di tim ini karena seperti yang kita tahun SM itu isinya semua pemain-pemain terbaik semua jadi ego nya juga besar semua haha. Nah tahun ini aku sama Bram sudah sepakat untuk berbagi peran, Bram kan memang orangnya to the point dan mengebu-gebu aku juga sebenarnya seperti itu tapi sekarang aku harus bisa menjadi orang mengademkan dan menetralkan suasana tim.
Kamu kan di lapangan orangnya ekspresif dan juga meledak-ledak tapi disisi lain kamu juga punya gestur yang lucu dan ramah. Nah itu kan seperti dua orang yang berbeda, itu konsep apa memang kamu orangnya begitu ?
Ya bisa dibilang ada sedikit konsepnya hehe karena aku merasa lapangan ini kan tempat kerja ku kan dan penonton yang datang nonton basket itu butuh hiburan nah aku ingin menghibur mereka dengan pertandingan basket yang menarik, ekspresif, melakukan selebrasi dan lainnya. Semua yang aku rasa bisa membuat pekerjaan ku lebih baik ya i will do it. Tapi ya ketika di luar lapangan aku kembali jadi orang normal lagi karena aku sebenarnya orangnya lucu haha.
Kenapa memilih nomor 71 Wid, ga nomor 22 seperti pemain idola mu Deny Sumargo ?
Karena aku suka nomor 7 dari filosofi magnificent seven kan dan dulu saat di Aspac ingin pake nomor itu tapi ga bisa karena ada Koh Riko Hantono jadi aku tambahin 1 jadilah 71. Karena aku juga ingin make my own legacy dengan nomor ini.
Kamu suka musik ga sih Wid ?
Suka banget.
Musisi Indonesia yang kamu suka siapa Wid ?
Banyak sih salah satunya penyanyi legendaris kita Iwan Fals. Soalnya lagu-lagunya seperti bercerita toh dan liriknya juga bagus banget jadi kaya enak aja gitu didengerin. Terkadang kalo lagi perlu lagu-lagu tentang kehidupan seperti tentang ayah-ibu atau lagi ingin dengerin lagu tentang perjuangan nah aku pasti puter lagu-lagu milik beliau. Satu yang jadi favorit ku adalah Pesawat Tempur.
Terakhir Wid ada niat suatu hari nanti untuk pulang ke Surabaya dan berbakti disana atas nama bola basket kah ?
Ya pasti dong, never say never.