JAKARTA - SATRIAMUDA.ID - Setiap turnamen pasti selalu punya cerita bagi para pelakunya, kadang menarik namun tak jarang juga emosional. Dua kata itulah yang sepertinya pas untuk menggambarkan seorang Karl Gloria pada turnamen All Indonesian Cup Oktober lalu. Karl yang kita tahu tidak punya cukup banyak menit bermain pada IBL musim ini seolah terlahir kembali pada kompetisi yang berformat memainkan semua pemain lokal ini.
Total pria berdarah manado ini mencetak 38 poin dari 7 laga. Bahkan dia pernah keluar sebagai pemain dengan poin terbanyak dengan 20 poin kala melawan Pacific Caesar di penyisihan grup.
“Motivasi terbesar saya karena ingin membuktikan bahwa saya bisa bermain dengan baik. Selain itu saya juga sadar bahwa turnamen itulah tempat terbaik untuk saya memperlihatkan seluruh kemampuan terbaik saya tapi yang paling penting tentu adalah kemenangan untuk Satria Muda. Karena percuma apabila saya bisa mencetak 20 hingga 30 poin tapi SM tetap kalah,” kata Karl.
Selain itu ada satu hal yang sepertinya akan menjadi trade-mark dan keunggulan seorang Karl di masa depan yaitu agresivitasnya yang tinggi di arena. Soal itu Karl mengatakan bahwa dia memang terbiasa bermain dengan tempo yang tinggi sejak kecil di Filipina.
“Di Filipina sejak kecil kita semua sudah sadar bahwa basket adalah olahraga yang sangat fisikal, itu kenapa saya bermain seperti itu di Satria Muda saat ini. Dan saya mencoba konsisten baik kala bertanding maupun di latihan karena seperti yang kita tahu liga kita sudah naik level dan saya percaya hal ini akan membantu kami semua sebagai pemain untuk menjadi lebih baik lagi nantinya,” lanjutnya.
Ketika ditanya apakah insidennya dengan Vincent Kosasih kala final game 1 melawan Pelita Jaya adalah buah dari emosi dan agresivitas yang masih belum terkontrol sebagai pemain muda, Karl menjawab ada benarnya.
“Pertama saya akui saya salah saat itu haha karena untuk laga sepenting final seharusnya saya bisa bermain lebih dewasa tapi disamping itu saya juga merasa bahwa di game itu saya banyak mendapat pelajaran serta pengalaman berharga untuk masa depan. Faktanya saya hanya ingin bermain sebaik mungkin saat itu, energi saya besar untuk meraih kemenangan hari itu. Dan untuk Vincent kami sudah bertemu selesai pertandingan, saya meminta maaf dan dia berkata bahwa tidak apa-apa karena inilah bola basket. Semua yang yang terjadi di lapangan biarlah selesai disana, saat diluar kami semua adalah teman baik. It's just business never personal,” ungkap pemain bernomor punggung 11 ini.
“Dan soal ucapan Coach Youbel dia hanya berkata bahwa kami sedang membutuhkan kamu di lapangan tapi kamu malah melakukan hal yang keliru. Saya harap lain kali kamu tidak melakukan hal itu lagi. Dia juga bilang bahwa saya harus mengingat apa yang saya lakukan tadi selamanya agar tidak terjadi lagi keluar saat dibutuhkan haha,” tambahnya sambil tertawa.
Soal harapannya untuk musim depan Karl mengatakan hanya akan tetap menjadi diri sendiri disamping latihan yang keras.
“Saya akan selalu menikmati dan menjalani setiap proses saya di Satria Muda Pertamina. Selain itu saya juga siap menerima setiap tantangan di tim ini, karena dalam bola basket seorang juara lahir dari mereka yang selalu menyelesaikan tantangan dengan baik. Dan basket sendiri buat saya bukan hanya sekedar olahraga tapi juga tempat dimana saya menemukan banyak kesenangan dalam hidup sejak kecil,” tutupnya. (FR)